Rabu, 28 September 2011

Mengukur suhu respirasi dan penyusutan bahan organik


I. Judul Percobaan       :          
Mengukur suhu respirasi dan penyusutan bahan organik

II. Tujuan Percobaan  :
            Untuk mengukur suhu respirasi dan penyusutan bahan organik akibat respirasi setelah melakukan praktikum diharapkan mahasiswa dapat
1.      mengetahui suhu yang ditimbulkan oleh tumbuhan karena respirasi
2.      mengetahui berkurangnya bahan organik tumbuhan yang digunakan dalam respirasi

III. Tinjauan Teoritis  :
RESPIRASI
Respirasi yaitu suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam zat sumber energi melalui proses kimia dengan menggunakan oksigen. Dari respirasi akan dihasilkan energi kimia ATP untak kegiatan kehidupan, seperti sintesis (anabolisme), gerak, pertumbuhan.

Contoh:
Respirasi pada Glukosa, reaksi sederhananya:
C6H,206 + 6 02 ———————————> 6 H2O + 6 CO2 + Energi
(gluLosa)

Reaksi pembongkaran glukosa sampai menjadi H20 + CO2 + Energi, melalui tiga tahap :

1. Glikolisis.
2. Daur Krebs.
3. Transpor elektron respirasi.

1. Glikolids:
Peristiwa perubahan :
Glukosa Þ Glulosa - 6 - fosfat Þ Fruktosa 1,6 difosfat Þ
3 fosfogliseral dehid (PGAL) / Triosa fosfat
Þ Asam piravat.
Jadi hasil dari glikolisis :
1. 2 molekul asam piravat.
1. 2 molekul NADH yang berfungsi sebagai sumber elektron berenergi
tinggi.
1. 2 molekul ATP untuk setiap molekul glukosa.

2. Daur Krebs (daur trikarbekdlat):
Daur Krebs (daur trikarboksilat) atau daur asam sitrat merupakan pembongkaran asam piravat secara aerob menjadi CO2 dan H2O serta energi kimia
3.                  Rantai Transportasi Elektron Respiratori:
                
Dari daur Krebs akan keluar elektron dan ion H+ yang dibawa sebagai NADH2 (NADH + H+ + 1 elektron) dan FADH2, sehingga di dalam mitokondria (dengan adanya siklus Krebs yang dilanjutkan dengan oksidasi melalui sistem pengangkutan elektron) akan terbentuk air, sebagai hasil sampingan respirasi selain CO2.

               Produk sampingan respirasi tersebut pada akhirnya dibuang ke luar tubuh melalui stomata pada tumbuhan dan melalui paru-paru pada peristiwa pernafasan hewan tingkat tinggi.

Ketiga proses respirasi yang penting tersebut dapat diringkas sebagai berikut:

PROSES AKSEPTOR ATP

1. Glikolisis: Glukosa ——> 2 asam piruvat 2 NADH 2 ATP
2. Siklus Krebs:
2 asetil piruvat ——> 2 asetil KoA + 2 C02 2 NADH 2 ATP
2 asetil KoA ——> 4 CO2 6 NADH 2 PADH2
3. Rantai trsnspor elektron respirator:
10 NADH + 502 ——> 10 NAD+ + 10 H20 30 ATP
2 FADH2 + O2 ——> 2 PAD + 2 H20 4 ATP

Total 38 ATP
Kesimpulan :
Pembongkaran 1 mol glukosa (C6H1206) + O2 ——> 6 H20 + 6 CO2 menghasilkan energi sebanyak 38 ATP.

Fermentasi    
              Pada kebanyakan tumbuhan den hewan respirasi yang berlangsung adalah respirasi aerob, namun demikian dapat saja terjadi respirasi aerob terhambat pada sesuatu hal, maka hewan dan tumbuhan tersebut
melangsungkan proses fermentasi yaitu proses pembebasan energi tanpa adanya oksigen, nama lainnya adalah respirasi anaerob.
Dari hasil akhir fermentasi, dibedakan menjadi fermentasi asam laktat/asam susu dan fermentasi alkohol.
A. Fermentasi Asam Laktat
Fermentasi asam laktat yaitu fermentasi dimana hasil akhirnya adalah asam laktat. Peristiwa ini dapat terjadi di otot dalam kondisi anaerob.

Reaksinya: C6H12O6 ————> 2 C2H5OCOOH + Energi
enzim
Prosesnya :
1. Glukosa ————> asam piruvat (proses Glikolisis).
enzim
C6H12O6 ————> 2 C2H3OCOOH + Energi

2. Dehidrogenasi asam piravat akan terbentuk asam laktat.
2 C2H3OCOOH + 2 NADH2 ————> 2 C2H5OCOOH + 2 NAD
piruvat
dehidrogenasa

Energi yang terbentak dari glikolisis hingga terbentuk asam laktat :
8 ATP — 2 NADH2 = 8 - 2(3 ATP) = 2 ATP.
B. Fermentasi Alkohol
Pada beberapa mikroba peristiwa pembebasan energi terlaksana karena asam piruvat diubah menjadi asam asetat + CO2 selanjutaya asam asetat diabah menjadi alkohol.
Dalam fermentasi alkohol, satu molekul glukosa hanya dapat menghasilkan 2 molekul ATP, bandingkan dengan respirasi aerob, satu molekul glukosa mampu menghasilkan 38 molekul ATP.

Reaksinya :

1. Gula (C6H12O6) ————> asam piruvat (glikolisis)
2. Dekarbeksilasi asam piruvat.

Asampiruvat ————————————————————> asetaldehid + CO2.
piruvat dekarboksilase (CH3CHO)
3. Asetaldehid oleh alkohol dihidrogenase diubah menjadi alkohol
(etanol).
2 CH3CHO + 2 NADH2 —————————————————> 2 C2HsOH + 2 NAD.
alkohol dehidrogenase
enzim
Ringkasan reaksi :
C6H12O6 —————> 2 C2H5OH + 2 CO2 + 2 NADH2 + Energi

C. Fermentasi Asam Cuka
Fermentasi asam cuka merupakan suatu contoh fermentasi yang berlangsung dalam keadaan aerob. Fermentasi ini dilakukan oleh bakteri asam cuka (Acetobacter aceti) dengan substrat etanol.
Energi yang dihasilkan 5 kali lebih besar dari energi yang dihasilkan oleh fermentasi alkohol secara anaerob.
Reaksi:
aerob
C6H12O6 —————> 2 C2H5OH ———————————————> 2 CH3COOH + H2O + 116 kal
(glukosa) bakteri asam cuka asam cuka


IV. Alat dan Bahan                 :
Alat :
no
Alat
Jumlah
1
Botol Sirup
4
2
Neraca
1
3
Termometer
1

Bahan
1.      Kapas
2.      Kertas Koran
3.      Gelang Karet
4.      Biji kacang Hijau
5.      Aquadest

V. Prosedur Percobaan           :
1.      siapkan botol dan diisi dengan kapas sebagai media tumbuh
2.      buatlah perlakuan pada setiap botol sebagai berikut
a.       botol 1 diisi dengan 5 biji kacang hijau yang tidak direndam dan beratnya telah diketahui
b.      botol II diisi dengan 5 kacang hijau yang telah direndam selama   10 menit dan diketahu beratnya setelah imbibisi
c.       botol III perlakuannya sama seperti botol II tetapi seluruh bagian botol ditutupi dengan kertas koran 3 lapis, ikat dengan karet gelang
d.      botol IV sama perlakuannya seperti botol II tetapi kertas koran yang menutupi bagian botol hanya setengah dari botol
3.      ukurlah suhu setiap botol dan catat dalam pengamatan
4.      setiap 3 hari sekali, ukurlah suhu yang ada dalam botol perlakuan
5.      pada hari ke 6 hitunglah berat basah setiap perlakuan. Dan catat pada tabel
6.      perlakuan 2,3, dan 4 kemudian dikeringkan sehingga tidak lagi mengandung kadar air. Setelah itu, timbang setiap perlakuan dan catat beratnya pada tabel pengamatan
VI. Hasil Percobaan da Pembahasan  :
Perlakuan
Berat Biji (x)
Berat Biji setelah imbibisi
Suhu Pada hari
Berat basah tanaman (gr)
Berat kering tanaman (gr)
I
III
VI
I
0,2875
-
29 C
29 C

3
4
II
0,2875
0,8
29 C
28 C

15
1
III
0,2875
0,8
29 C
29 C

2
1,5
IV
0,2875
0,8
29 C
28 C

17
1

VII. Kesimpulan                     :
Botol I : tidak terjadi perkecambahan
Botol II           : Terjadi perkecambahan dan tinggi togenya setinggi botol tersebut
Botol III          : Terjadi perkecambahan dan lebih tinggi dari pada botol II
Botol IV          : Terjadi perkecambahan dan toge pada botol IV Paling subur diantara semua    botol






1 komentar: